Karakteristik Etika Islam Yang Bersifat Universal Dan Komprehensif

Islam bersufat komprehensif dimaksudkan bahwa Islam yang ajarannya termaktub dalam al-Qur’an dan hadis serba meliputi, berisi segala aspek kehidupan manusia, tidak ada sesuatupun yang diabaikan. Makanya al-Qur’an itu pedoman yang memandu manusia dalam meraih bahagia. Sifat keuniversalannya berbukti, dalam sejarah kemanusiaan ternyata Islam dengan al-Qur’an dan hadis dapat dijadikan sebagai way of life bagi orang-orang terdahulu, orang-orang yang hidup pada zaman sekarang, dan orang-orang yang hidup di masa datang dan kapanpun jua hingga hari kiamat tiba. Tuntunan, tuntutan dan tatanan Islam untuk berpedoman pada al-Qur’an hadits dapat dirujuk pada firman Allah dalam al-Qur’an yang artinya, Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Nah di sinilah peran ulama dalam membahasakan (baca menafsirkan atau mengijtihadkan) firman Allah dengan bahasa yang mudah dipahami menjadi sangat signifikan. Seperti persoalan pembalakan liar, jual beli online, gesek ATM, kredit, transaksi atau ijab qabul via teleconference, jual beli saham, wakaf tunai, zakat gaji, transplantasi organ tubuh, bayi tabung, kontrasepsi, sewa rahim, bank sperma, mengonsumsi nafza, game online, dan persoalan fikih kontemporer lainnya.

Pada saat dapat menjadikan Islam sebagai way of life dengan memedomani al-Qur’an hadits dan mengikuti petuah para ulama dalam kehidupan praksis, maka kita layak mensyukurinya baik dalam hati, lisan maupun perbuatan nyata.

Mengenal Islam Komprehensif

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa agama Islam mencangkup segala aspek kehidupan diantaranya adalah akidah, ibadah, akhlak, social, ekonomi, politik, ketatanegaraan, kekeluargaan, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Maka dapat dikatakan bahwa Islam memiliki nilai-nilai ideal, universal dan unggul.

Sumber dan Karakteristik Filsafat Etika Islam

Sedangkan sifat dari pengetahuan itu sendiri dalam dunia Islam kembali pada tauhid. Dalam alquran sendiri ada beberapa terma untuk menunjuk kepada konsep moral atau kebaikan religius seperti al-khayr, al-birr, al-qisth, al-iqsath, al-‘adl, al-haqq, al-ma’ruf dan at-taqwa. Sehingga kita dianjurkan untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk yang membuat hati gelisah. Di sini kita menjadi lebih paham bahwa sumber dari etika Islam yaitu dasarnya al-Quran dan hadits. Sedangkan sumber lainnya melalui cara khusus yaitu ijma dan qiyas (tentu saja kesimpulan ini masih bisa diperdebatkan). Menurut Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga dalam buku “Pengantar Studi Akhlak” mengenai pengertian akhlak, kedua nya mengutip dalam buku Encyclopedi Britanica yang identik dengan definisi etics sebagai berikut: Ethics is the syistematic study of the nature of value concepts, “good”,”bad”, “ought”, “right”, “wrong”, etc. Hingga karya ketiga filsuf Yunani tersebut dipelajar dan diterjemahkan karya-karya nya kedalam bahasa Arab oleh para pemikir Islam atau filosof muslim awal yaitu Al-Kindi, Al-Farabi dan Ibnu Miskawaih yang konsen mempelajari bidang etika. Bahkan menurut Haidar Bagir, etika Al-Ghazali dan Kant memiliki kesamaan dari segi aliran yaitu deontologi yang mendasarkan pada fitrah manusia.

Tujuan akhir dari etika ataupun akhlak adalah kebahagiaan seperti yang sudah dijelaskan Aristoteles dan Ibnu Miskawaih di atas. Konsekuensi dari hal tersebut mengakibatkan etika Islam tidak sepenuhnya produk akal manusia, melainkan ada campur tangan Wahyu Allah SWT, dan Nabi Muhammad SAW. Berkaitan dengan konsep ‘adl (keadilan) merupakan suasana keseimbangan diantara pelbagai aspek kehidupan manusia.

MUI Lampung: Ajaran Islam Bersifat Universal dan Komprehensif

“Aspek kemasyarakatan ini terutama dalam bentuk prinsip-prinsip etika-moral dan seperangkat hukum (syari’ah) yang merupakan komponen terpenting dalam pengaturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” tuturnya pada Focus Group Discussion yang dilaksanakan oleh Polda Lampung di hotel Urban, Kamis (20/2/2020), seperti dikutip dari NU Online. Sehingga prinsip-prinsip dalam kehidupan bernegara meliputi keadilan (adalah), persaudaraan (ukhuwwah), permusyawaratan (syura), persamaan (musawah), kedamaian (silm) dan menghargai kemajemukan (ta’adduddiyyah).

Pencegahan Radikalisme Berbasis Agama Untuk mengatasi radikalisme berbasis agama, Kyai Khairuddin mengajak semua elemen untuk menyebarkan cara beragama yang moderat dan menekankan pentingnya toleransi serta kedamaian dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dan kaya akan pluralitas budaya.

Written by Albara

Jadilah yang terbaik di mata Allah,
Jadilah yang terburuk di mata sendiri,
Jadilah sederhana di mata manusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Doa Untuk Hari Ibu Bahasa Jawa

Contoh Makalah Ijtihad Sebagai Sumber Hukum Islam