Cara Sholat 4 Rakaat Selepas Isya

“Saya menginap di rumah bibiku Maimunah binti Haritsah istri Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Bahkan Terdapat dalam hadits lain – meskipun ada sedikit lemahnya- bahwa Nabi sallallahu alahi wa sallam biasanya beliau menunaikan shalat empat rakaat setelah isya’. Sementara para ahli fikih ulama Hanafiyah berpendapat memasukkan empat rakaat setelah isya’ ini termasuk sunah rowatib ba’diyah. Akan tetapi yang Nampak – wallahu a’lam- ia adalah nafilah mutlak termasuk bilangan qiyamul lail.

Sebagaimana yang dinamakan oleh Ibnu Qudamah dalam ‘Mugni, (2/96) sebagai shalat tatowu’ (sunah). Terdapat keutamaan shalat empat rakaat setelah shalat isya’ lima hadits yang sampai kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam (Marfu) dan sepuluh atsar dari para shahabat, tabiin dari perkataan dan perbuatannya. Hadits pertama: dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda: Dari jalan Tobroni diriwayatkan Abu Nu’aim dalam Musnad Abi Hanifah, (hal.

Haitsami rahimahullah mengomentari, “Dalam sanadnya (silsilah rowi) ada yang lemah selain dituduh dengan kebohongan.” Selesai dari ‘Majma’ Zawaid, (2/40). Syekh Albani rahimahullah mengomentari atas perkataan Tobroni ‘Ishaq (meriwayatkan) sendiri seraya mengatakan, “Beliau adalah Ibnu Yusuf Al-Wasithi, terpercaya. Seakan beliau tidak berani menyebutkan namanya menjaga dari keburukan para pengagum Hanafiyah pada zamannya. Hadits kedua: dari Ibnu Abbas sampai kepada Rasulullah sallallahu alihi wa sallam beliau bersabda:

من صلى أربع ركعات خلف العشاء الآخرة ، قرأ في الركعتين الأوليين : ( قل يا أيها الكافرون ) و ( قل هو الله أحد ) ، وقرأ في الركعتين الأخريين (تنزيل السجدة) و ( تبارك الذي بيده الملك ) كتبن له كأربع ركعات من ليلة القدر . Sanad (silsilah perowi) ini lemah disebaban Abu Farwah Yazid bin Sinan Ar-Rohawi. Hadits Ketiga: Dari Anas radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang shalat empat rakaat sebelum zuhur, seperti dia melakukan tahajud waktu malamnya.

Tobroni mengomentari, hadits ini tidak diriwayatkan dari Robi’ bin Luthh kecuali Ammar Abu Hasyim. Haitsami rahimahullah mengatakan, “Di dalamnya ada Nahid bin Salim Al-bahili dan lainnya.

Albani rahimahullah mengatakan, “Lemah ….. Nahid bin Salim Al-bahili saya tidak mendapatkan biografinya. Dimana Haitsaimi mengomentari hadits ini seraya mengatakan, “Di dalamnya ada rowi Nahid bin Salim Al-Bahili dan lainnya.

أمر النبي صلى الله عليه وسلم أصحابه أن يقرءوا (الم السجدة) ، و (تبارك الذي بيده الملك) فإنهما تعدل كل آية منهما سبعين آية من غيرهما ، ومن قرأهما بعد العشاء الآخرة كانتا له مثلهما في ليلة القدر ” (رواه عبد الرزاق في ” المصنف ” 3/382) “Nabi sallallahu alaihi wa sallam memerintahkan para shahabatnya membaca (Alif lam mim Sajdah) dan (Tabarokalladzi bi yadihi al-mulk).

Siapa yang membacanya setelah isya’ terakhir, maka keduanya sama seperti di malam lailatul qadar.” (HR. Yahya bin Abi Katsir termasuk generasi tabiin yunior wafat tahun (132 H) tidak mengetahui siapa yang membawa hadits ini.

“Siapa yang shalat empat rakaat setelah isya’ tidak diputus diantaranya dengan salam. “Siapa yang shalat empat rakaat setelah isya’, hal itu seperti pada lailatul qadar.” (HR. “Siapa yang shalat empat rakaat setelah isya’ akhir, sebelum keluar dari masjid.

Akan tetapi Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah mengomentarinya, “Dia dari Muharib tidak diragukan lagi. Sementara Harits bin Ziyad saya melihat dia tidak pernah disebutkan meriwayatkan dari Ibnu Umar.” (Al-Istar Bima’rifati Ruwatil Atsar, hal. “Siapa yang shalat empat rakaat setelah isya’ diperbaiki ruku’ dan sujudnya, maka sama seperti pada malam lailatul qadar. Dimana telah diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, Nasa’I, Daruqutni, Baihaqi dan lainnya. Bagaimana lagi kalau hanya sekedar sampai shahabat saja (mauquf).” Selesai dari ‘Silsilah Ahadits Dhoifah, (Hadits n0. Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah di Mushonaf, (2/19) berkata kami diberitahukan Abu Ahwas dari Atho’ bin Saib. “Siapa yang shalat empat rakaat setelah isya’ akhir, (pahalanya) seperti di malam lailatul qadar.” (HR. Atsar kedelapan: dari Imron bin Kholid Al-Khoza’I berkata, saya pernah duduk di Atho’ kemudian ada seseorang datang dan bertanya, “Wahai Abu Muhamad, sesungguhnya Towus menyangka bahwa siapa yang shalat isya’ kemudian setelahnya shalat dua rakaat, di rakaat pertama membaca ‘surat Sajdah’ dan rakaat kedua ‘surat Al-Mulk’ dia ditulis seperti berdiam malam lailatul qadar. Atsar kesepuluh: dari Mujahid berkata, “Empat rakaat setelah isya’ terakhir posisinya seperti di malam lailatul qadar.” HR.

Sementara hadits yang sampai kepada Nabi terkait dengan keutamaanya semuanya sangat lemah. Ia termasuk qiyamul lail yang ada keutamaannya dalam Kitab dan Sunah dengan puluhan dalil. Sementara ungkapan ia menyamai shalat pada malam lailatul qadar ini termasuk permasalah yang masih didiamkan. dahulu biasanya Ka’ab terlalu luas dalam memberitahukan terkait dengan syariat ini.

Syekh Albany rahimahullah berpendapat, dengan memberikan posisi atsar ini ‘Hukum rafa’ (sampai kepada Nabi)’ dimana diperbolehkan berhujah dengannya serta mengamalkannya. Semua sanadnya shahih –kecuali Ka’b- ia meskipun hanya sampai para shahabat, tapi ia mendapatkan hukum rafa’ (sampai kepada Nabi) karena perkara ini tidak tidak dapat disampaikan semata dengan menggunakan logika sebagaimana yang Nampak.” (Silsilah Ahadits Dhoifah, no.

Sholat Sunnah Ba’diyah dan Bacaan Niatnya Lengkap

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah sesudah Zuhur dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah.” Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah sesudah Maghrib dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah.” Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah sesudah isya dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah.”

Untuk yang berjumlah 4 rakaat, anjuran ini didasarkan pada hadits dari Aisyah RA dan berkata,

“Rasulullah mengerjakan sholat sesudah Isya sebanyak empat rakaat, baru setelah itu beliau tidur,” (HR Abu Daud). Di samping itu, tata cara pengerjaan sholat sunnah ba’diyah juga tidak diawali dengan azan maupun iqomah. Kemudian anjuran pengerjaannya dilakukan di rumah atau bergeser sedikit dari tempat mendirikan sholat fardhu.

Niat Salat Sunah Sesudah Isya, Amalan yang Sangat Dianjurkan

Artinya, salat sunnah rawatib yang lebih dianjurkan pelaksanaannya sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW, Mengutip 165 Kebiasaan Nabi SAW yang ditulis oleh Abduh Zulfidar Akaha, keterangan hadits dari Ibnu Umar maupun Aisyah RA, salat sunnah sesudah Isya ini merupakan salah satu kebiasaan Rasulullah SAW yang tidak pernah ditinggalkannya. Artinya: “Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah Isya 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.” Rasulullah SAW pernah berpesan pada seorang budak bahwa orang yang memperbanyak sujud akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT,

Lalu Ma’dan berkata, “Aku pun pernah bertemu Abu Darda’ dan bertanya hal yang sama. Untuk mencapai keutamaan ini, alangkah baiknya diiringi dengan pengerjaan tata cara hingga bacaan niat salat sunah sesudah Isya yang benar.

Written by Albara

Jadilah yang terbaik di mata Allah,
Jadilah yang terburuk di mata sendiri,
Jadilah sederhana di mata manusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Doa Agar Hati Tenang Dan Ikhlas Latin

Cara Sholat Posisi Duduk